Selasa, 07 November 2017

SIMBOL PRAMUKA




Motto adalah semboyan yang diciptakan dalam usaha untuk memberikan sprit kepada anggota dalam visi dan misi lembaga.
Lambang ini pertama kalinya dipakai pada tanggal 14 Agustus 1961, ketika Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno menganugerahkan panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia pada organisasi Gerakan Pramuka lewat keputusan Presiden Republik Indonesia No. 448 tahun 1961.


Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut:
  1. Buah kelapa dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung arti Pramukaadalah inti bagi kelangsungan hidup bangsa (tunas penerus bangsa).
  2. Buah kelapa tahan lama. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang jasmani dan rohaninya kuat dan ulet.
  3. Kelapa dapat tumbuh di berbagai jenis tanah. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang mampu beradaptasi dalam kondisi apapun
  4. Kelapa tumbuh menjulang tinggi. Ini mengandung arti, setiap Pramuka memiliki cita-cita yang tinggi.
  5. Akar kelapa kuat. Mengandung arti, Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat.
  6. Kelapa pohon yang serbaguna. Ini mengandung arti, Pramuka berguna bagi nusabangsadan agama.

Penggunaan :
  • Lambang Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama Kwartir / Satuan, Tanda Pengenal dan alat administrasi Gerakan Pramuka
  • Penggunaan lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan menanamkan sifat dan keadaan seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas Kelapa itu pada setiap anggota Gerakan Pramuka.
  • Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktikkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya. Sebab generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi kader pembangunan yang berjiwa Pancasila

Jadi, lambang itu memiliki arti kalau setiap pramuka merupakan sosok yang berguna serta membaktikan diri untuk kepentingan agama, tanah air, bangsa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pada semua masyarakat.

- https://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_Pramuka

Selasa, 17 Oktober 2017

WAYANG KULIT



WAYANG KULIT



Wayang kulit merupakan salah satu seni pertunjukan yang berasal dari kebudayaan jawa dan sangat terkenal. Hal ini dikarenakan pertunjukan wayang sangat sarat dengan unsur estetika dan pesan moral yang terkandung di dalam setiap pertunjukannya. Ada dua pendapat berbeda yang menjelaskan makna kata wayang, yang pertama berasal dari kata “Ma Hyang” yang berarti roh spiritual, dewa , atau Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan pendapat lainnya berasal dari bahasa jawa yang berarti bayangan. Hal ini dikarenakan, dalam pertunjukan wayang kita hanya melihat bayang bentuk dari wayang kulit yang dimainkan.
Wayang kulit sendiri merupakan kekayaan budaya yang bernilai tinggi karena selain merupakan sebuah seni kriya pertunjukan wayang kulit mampu menggabungkan berbagai macam kesenian seperti seni sastra, seni musik, dan seni rupa. Seni sastra dari pupuh yang diucapkan oleh dalang , Seni musik dari lantunan berbagai nama alat musik tradisional, dan seni rupa dari visualisasi wayng kulit yang unik dan khas budaya Indonesia.
Populer di daerah sekitar provinsi jawa tengah dan jawa timur, kini kesenian wayang kulit telah di kenal di dunia mancanegara. Di bawa oleh Ki Purbo Asmoro, wayang kulit mulai populer di beberapa negara di Asia hingga Eropa. Seperti negara perancis, Inggris, Austria, Yunani, Jepang, Thailand, Singapura, Amerika, Bolivia dan masih banyak lagi. Namun sebelum sampai ke era kepopulerannya di masa sekarang.


Berikut adalah ulasan sejarah wayang kulit dan perkembangannya :
  • Sejarah wayang kulit dan Kebudayaan hindu budha
Sejarah wayang kulit tidak terlepas dari sejarah kesenian wayang secara umum. Bila dilihat dari catatan sejarah, belum ada bukti konkret tentang adanya kebudayaan wayang sebelum abad pertama. Hal ini bertepatan dengan masuknya budaya Hindu dan Budha ke Asia Tenggara. Hipotesis ini semakin diperkuat dengan kenyataan bahwa seni pertunjukan wayang kulit mayoritas mengangkat cerita Ramayana dan Mahabarata. Walaupun itu juga bukan merupakan standard yang bisa mengikat dalang. Karena dalam setiap pertunjukannya dalang boleh saja membuat pertunjukan dari lakon carangan (gubahan).
Artikel terkait :
Jivan Pani, seorang budayawan terkemuka disana, pernah mengeluarkan pendapat bahwa wayang berkembang dari dua jenis seni . Kesenian ini berasal dari Odisha, India Timur, yaitu Ravana Chhaya yang merupakan sebuah teater boneka dan tarian Chhau. Dari sini berkembang hipotesis baru, bahwa akulturasi kebudayaan India atau Tiongkok adalah hal yang menciptakan kesenian wayang di indonesia. Karena kedua negara ini memiliki tradisi yang telah berjalan turun-temurun tentang penggunaan bayangan boneka atau pertunjukan teater secara keseluruhan.
  • Wayang kulit di zaman kerajaan
Bukti konkret pertama yang ditemukan membahas mengenai kesenian wayang berbentuk sebuah catatan. Catatan ini mengacu pada sebuah prasasti yang bisa dilacak berasal dari tahun 930. Prasasti tersebut menyebutkan tentang si Galigi mawayang. Galigi yang dimaksud disini adalah seorang dalang dalam pertunjukan wayang kulit. Sesuai dengan isi kitab  “Kakawin Arjunawiwaha” buatan Empu Kanwa, pada tahun 1035. Dideskripsikan bahwa sosok si Galigi adalah seorang yang cepat, dan hanya berjarak satu wayang dari Jagatkarana atau dalang terbesar hanyalah berjarak satu layar dari kita.
Dimulai dengan Wayang Purwa pertama kali dimiliki oleh Sri Jayabaya (Raja Kediri tahun 939 M). Wayang Purwa kemudian dikembangkan oleh Raden Panji di Jenggala ditahun 1223 M. Pada tahun 1283 M Raden Jaka Susuruh menciptakan Wayang dari kertas . Wayang hasil ciptaan Raden Jaka ini yang dikenal dengan “Wayang Beber“. Semakin lama Sangging Prabangkara pada tahun 1301 M mengembangkan karakter wayang beber sesuai dengan adegannya.
  • Wayang kulit pada zaman kerajaan islam
Tidak asing di telinga kita nama Sunan Kalijaga yang merupakan salah satu dari tokoh sembilan wali. Beliau bernama asli Joko Said yang lahir pada 1450 M. Wayang kulit yang ada pada saat ini adalah karya inovasi dari Sunan Kalijaga. Wayang Beber Kuno yang menggambarkan wujud manusia secara detail dibuat menjadi lebih samar. Karakter seperti Bagong, Petruk, dan Gareng adalah lakon ciptaan Sunan Kalijaga. Lakon-lakon tersebut dibuat sedemikian rupa agar dapat membawa nafas islam pada pertunjukan wayang kulit yang saat itu masih di dominasi kebudayaan Hindu Budha.
Dari zaman ini, tercipta beberapa istilah perwayangan yang sebenarnya merupakan serapan atau merujuk pada bahasa Arab seperti:
  1. Dalang, berasal dari kata “Dalla” yang berarti menunjukkan. Sunan Kalijaga memilih kata tersebut dengan keinginan nantinya Dalang dapat menunjukkan kebenaran kepada para penonton wayang.
  2. Tokoh Semar, berasal dari kata “Simaar” yang berarti paku. Sunan Kalijaga memilih kata tersebut dengan maksud tokoh Semar ini akan menginspirasi orang agar memiliki karakter iman yang kuat dan kokoh seperti paku.
  3. Tokoh Petruk, berasal dari kata “Fat-ruuk” yang berarti tinggalkan. Sunan Kalijaga memilih kata tersebut dengan maksud tokoh Petruk ini memberitahu kita bahwa seseorang harus meninggalkan apa yang disembah selain Allah semata.
  4. Tokoh Gareng, berasal dari kata “Qariin” yang berarti teman. Sunan Kalijaga memilih kata tersebut dengan maksud, seseorang muslim harus pandai mencari teman untuk diajak menuju jalan kebaikan.
  5. Tokoh Bagong, yang berasal dari kata “Baghaa” yang berarti berontak. Sunan Kalijaga memilih kata tersebut dengan maksud, seseorang muslim harus memberontak ketika melihat kedzaliman di hadapannya.
Sudah lebih dari satu dekade sejak dinobatkannya kesenian wayang kulit sebagai “Masterpiece” kebudayaan dunia. Konsekuensi logis dari adanya pengakuan UNESCO terhadap Seni Pertunjukkan Wayang Indonesia, maka Kementrerian Kebudayaan dan Pariwisata pada 26 Januari – 2 Februari 2004 lalu telah melaksanakan kegiatan sosialisasi wayang ke luar negeri yaitu ke Prancis, yang digelar di Kota Bordeaux, Nancy (perbatasana dengan Jerman) dan Kota Strassbourg dan terakhir di Kota paris. Kini 12 tahun sudah berlalu sejak hari itu, dan wayang kulit menjadi warisan budaya yang sudah mendunia.
  • Wayang di dunia Internasional
Hal ini terjadi tepat pada tanggal 7 November 2003, Wayang Kulit dinobatkan sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ). Wayang kulit juga turut di daftarkan sebagai daftar representatif budaya tak benda warisan manusia oleh UNESCO, sebuah lembaga budaya dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Barulah pada tanggal 21 April 2004 di Paris-Perancis berlangsung upacara penyerahan penghargaannya.
Hal ini tentulah sangat membanggakan, Koichiro Matsuura menyerahkan Piagam Penghargaan Wayang Indonesia kepada Drs. H. Solichin, Ketua Umum SENA WANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia) yang mewakili masyarakat Pewayangan Indonesia. Wayang telah memiliki dampak positif bagi citra bangsa Indonesia di mata dunia. Suatu prestasi budaya yang luar biasa, sekaligus sebagai tantangan apakah kita mampu melestarikan dan mengembangkan wayang bagi semua kepentingan.
Sources :

Sabtu, 08 Oktober 2016

Digital Music

 Apa itu Digital Music ?






Digital Music (Musik Digital) adalah reproduksi suara dari sinyal digital yang telah dirobah keasalnya menjadi sinyal analog, perekaman suara digital dengan cara pengkodean angka biner hasil dari perobahan sinyal suara analog dengan bantuan frekwensi sampling. Musik digital bisa juga berasal dari suara sintetis, contoh peralatan sumber suara sintetis MIDI merupakan sumber suara digital berbagai instrumen musik yang bisa dimainkan oleh pemusik. Bentuk penyimpanan sinyal digital dalam media berbasis teknologi komputer. Format digital dapat menyimpan data dalam jumlah besar, jangka panjang dan berjaringan luas.


Sejarah Singkat Perkembangan Format Musik

Awalnya, piringan hitam merupakan sebuah alat yang memiliki pena yang bergetar untuk menghasilkan bunyi dari sebuah disc. Ide ini berasal dari Charles Cros dari Perancis pada tahum 1887. Namun sayangnya tidak pernah terwujud. Pada tahun yang sama, Thomas A. Edison menemukan Phonograph (pemutar piringan hitam) yang berfungsi untuk merekam suara yang kebanyakan digunakan untuk keperluan kantor. Nama Gramophone berasal dari Emilie Berliner yang pada tahun 1888 menemukan piringan hitam jenis baru dan mematenkannya di bawah label Berliner Gramaphone. Pada tahun 1918 masa pematenan berakhir, semua label pun berlomba-lomba untuk memproduksi piringan hitam. Pada masa itu, kebanyakan pemilik gramophone masih terbatas pada kalangan menengah atas saja.

Compact audio cassette diperkenalkan oleh Philips sebagai media penyimpanan audio di Eropa pada tahun 1963. Kemudian pada tahun 1965 mulai diproduksi secara massal. Pada tahun 1971, Advent Corporation memperkenalkan Model 201 tape deck yang mengkombinasikan filter Dolby Type B dan pita magnetik chromium dioxide (Cr02). Tahun 1980an muncul Walkman dari Sony sebagai media pemutar kaset portable. Pita kaset dapat merekam lagu dengan durasi hingga 1 jam di setiap sisinya. Kualitasnya cukup baik namun kerap kali terjadi penurunan kualitas suara yang dihasilkan ketika pita kaset mengalami gangguan, kotor atau rusak.


DAT (Digital Audio Tape)

Digital Audio Tape merupakan rekaman digital yang memakai pita magnetik, tapi sayang waktu kemunculannya dipasaran luas kedahuluan rekaman digital pada kepingan CD, sehingga tidak banyak dikenal orang, hanya dari kalangan tertentu saja yang memiliki, hal ini pada masa itu waktu peralihan dari rekaman analog ke rekaman digital pihak produsen DAT kurang berani melempar ke pasaran luas karena perekaman digital jika di-copy hasilnya akan persis sama dengan yang asli yaitu distorsi suara tidak terdeteksi. Sedang pihak dari rekaman CD berani spekulasi untuk memproduksi rekaman diatas kepingan CD untuk dipasarkan secara luas.

CD dibuat dengan cara perekaman sinyal yang berbeda dari generasi perekaman sebelumnya, perekaman pada piringan hitam dan perekaman pita magnetik bentuk perekamannya berupa sinyal analog, sedangkan perekaman dipermukaan kepingan CD berupa sinyal digital yaitu pengkodean sinyal 0 dan sinyal 1, hal ini dalam usaha untuk merampingkan media penyimpanan musik dengan memperbaiki kualitas suara yang dihasilkan.

Pada November 1984, dua tahun setelah CD diproduksi secara massal, Sony mengeluarkan Discman sebagai media pemutar portable. Musik dalam format CD, VCD maupun DVD memiliki kualitas suara yang lebih baik tetapi tetap mengalami gangguan jika disc tersebut tergores, berdebu ataupun rusak.


MP3,

Pertama kali mulai dikembangkan oleh dua warga Jerman, yakni Dieter Seitzer dan Heinz Gerhauser. MPEG-1 Audio layers 3 atau yang lebih populer dengan sebutan MP3 merupakan salah satu format berkas hasil pengodean audio atau suara yang mempunyai kompresi lebih baik. Berkas tersebut telah dikembangkan oleh insinyur dari Jerman bernama karlheinz Brandenburg. Proses pengolahan file audio dengan format MP3 hampir sama dengan proses pengolahan hasil perekaman suara, namun mode suara yang digunakan umumnya adalah stereo. Tidak jauh berbeda dari Yayan Sopyan dalam bukunya berjudul “Membuat Musik Digital dengan ModPlug Tracker”, mengungkapkan bahwa file suara berformat MP3 merupakan file WAVE juga, namun file WAVE tersebut dikompresikan dengan cara-cara tertentu sehingga bisa berukuran lebih kecil ketimbang ukuran file WAVE yang menjadi sumbernya.

Kepopuleran musik digital format MP3 ini dikarenakan ukuran filenya yang relative kecil namun dengan kualitas yang tentunya tidak kalah dengan audio CD. Format ini telah dikembangkan serta dipatenkan oleh Fraunhofer Institute. Dengan bitrate 128 kbps, file jenis MP3 sudah memiliki kualitas yang baik. Namun MP3 Pro-format penerus MP3-menghadirkan kualitas sama dengan bitrate setengah dari MP3.

Bit rate merupakan kecepatan olah data digital dengan parameternya bps/kbps. Sedangkan sampling rate atau biasa juga disebut dengan sampling frekuensi, merupakan kecepatan olah data sampel yang parameternya Hz. MP3 Pro kini kompatibel dengan MP3. Pemutar MP3 tentu saja dapat memainkan file MP3 Pro-namun kualitas audio atau suaranya tidak akan sebagus peranti yang mendukung MP3 Pro



WMA,

WMA merupakan kepanjangan dari Windows Media Audio yang merupakan berkas advanced system format atau ASF yang turut menyertakan data audio yang dikompresi dengan codec WMA. Dengan menggunakan ekstensi yang terpisah, maka pemakai bisa mengunduh atau menginstall player-nya di perangkat komputer masing-masing. WMA hanyalah media pemutar data berupa audio saja.

Dibandingkan mengadopsi MP3, windows menciptakan kompresinya secara khusus yakni WMA. Meskipun WMA bisa dimainkan oleh berbagai media player, tetap saja format WMA ini tidak dapat menggantikan MP3, karena semua yang datang dalam format WMA biasanya disertai dengan proteksi. Windows Media Player dengan otomatis bisa menyisipkan proteksi copy ke dalam file berformat WMA, dengan tujuan untuk menghindari diputarnya file tersebut di media player lain (MP3 player portable). Untuk membuat data audio WMA tidak terproteksi secara otomatis oleh Windows Media Player, maka pengguna harus mengklik menu tools lalu pilih options. Tepat pada jendela options, klik tab copy music, lalu kemudian uncheck pada bagian Copy Protect Music. Maka pengguna dapat memainkan data dengan format WMA di media player lainnya. Musik berformat WMA memiliki Digital Right Management (DRM), yakni fitur yang mampu mencegah tindakan piracy atau pembajakan di dalam industri musik tanah air dan dunia yang saat ini sudah terlampau parah dan begitu ditakuti oleh para vendor.


AAC,

AAC merupakan singkatan dari Advanced Audio Coding yang diciptakan untuk menutupi beberapa kelemahan data dalam format MP3. AAC telah dikembangkan dari sistem bernama MPEG-2 Part 7 dan juga MPEG-4 Part 3 sebagai file audio coding yang mempunyai bit rate menengah atas. File AAC cukup terkenal melalui jukebox iPod dan iTunes, dengan frekuensi sampel yang lebih luas mulai dari 8-96 kHz dibandingkan dengan MP3 yang hanya memiliki rentang 16-48 kHz. AAC turut dikenal dalam format MP4 serta M4A. Perkembangan lebih lanjut dari AAC lahir dalam versi High Efficiency AAC serta Enhanced aacPlus. AAC dilengkapi dengan sistem berupa SBR atau Spectral Band Replication yang fungsinya untuk menjernihkan kualitas audio. Versi ini kemudian disebut dengan MP3pro. Sedangkan untuk AAC++ adalah yang telah dimasukkan teknologi Parametric Stereo hingga menyerupai fitur joint stereo MP3.

Maka bagi seluruh pengguna yang melakukan pengunduhan atau download musik pada situs seperti RealsaRhapsody serta iTunes, akan menjumpai format musik digital berupa AAC yang turut memproteksi copy serta jarang didukung oleh music player portable. Hal tersebut sangat wajar, karena format AAC memang dirancang khusus untuk pemutar musik milik Apple, yaitu iPod. iPod memang bisa memainkan musik berformat MP3 dan juga AAC, namun tidak untuk file WMA. Meskipun pengguna sebenarnya bisa mengonversi dari format WMA menjadi AAC terlebih dahulu.


WAV,

Merupakan standar suara de-facto di Windows. Awalnya hasil ripping dari CD direkam dalam format ini sebelum dikonversi ke format lain. Namun sekarang tahap ini sering dilewati karena file dalam format ini biasanya tidak dikompresi dan karena berukuran besar. Musik dengan format WAV (Waveform Audio Format) adalah suatu audio file standar windows yang dipakai ke dalam komputer atau laptop yang OS-nya Windows. WAV mempunyai bentuk berupa format audio umum yang tidak terkompresi, dengan demikian mampu menyimpan detil suara secara keseluruhan yang biasanya dalam bentuk dua kanal suara. Musik digital dalam format WAV sendiri telah dikembangkan oleh Microsoft dan IBM dimana merupakan variasi atas format bitstream RIFF serta setara dengan format IFF dan juga AIFF yang dipakai pada komputer Amiga dan Macintosh. Format WAV pada era sekarang tidak begitu sering digunakan oleh penikmat musik dikarenakan ukuranya dan kualitasnya yang jauh dari kualitas baik (Soeprihadi, 2011). WAV biasanya bisa disimpan ke dalam perangkat handphone namun dengan durasi pendek atau ukuran yang kecil dan kualitas rendah.


Real Audio,

Real Audio merupakan format dari musik digital yang didirikan oleh RealNetworks yang pada umumnya dipakai di dalam audio streaming atau khusus dirancang untuk internet. Format jenis Real Audio biasa ditemukan pada bitrate rendah dan saat digunakan dalam layanan streaming, bitrate-nya berada pada 128 kbps ke atas, maka RealAudio memakai standar AAC MPEG-4.


MIDI,

Musik digital format MIDI (Musical Instrument Digital Interface) merupakan format audio yang sangat pas untuk audio hasilan oleh synthesizer atau piranti elektronik yang lainnya. MIDI pada umumnya memiliki ukuran yang relatif kecil dan acapkali digunakan sebagai ringtone ponsel. Dengan sistem ini, maka dapat dilakukan hubungan komunikasi data antar beberapa instrument musik elektronik atau komputer. Ross (2009) berpendapat bahwa MIDI bukanlah sebuah musik, karena tidak berisi suara aktual/nyata, dan bukanlah format musik digital seperti MP3 atau WAV. MIDI dapat dimainkan disembarang perangkat elektronik yang tentunya mempunyai perangkat synthesizer.


Ogg Vorbis,

Format musik digital jenis ini merupakan penyedia musik digital gratis dan dibuat oleh komunitas pengembang. Ogg Vorbis membuat file musik digital dengan kualitas yang sama baiknya dengan kualitas MP3 atau justru lebih baik. Format ini benar-benar bersifat gratis, terbuka, dan tidak terpaten. Disaat kebanyakan format kompresi audio dibuat oleh perusahaan besar demi mencapai keuntungan, maka format Ogg Vorbis tidak demikian. Seluruh masyarakat dapat memakai format ini di dalam berbagai program, baik freeware maupun shareware tanpa membayar apapun. Walaupun format dengan kualitas tinggi, namun karena kurangnya pendanaan dalam pasar yang besar, membuat format ini masih jauh dari lingkaran pertarungan format musik termasuk di Indonesia. Namun dengan dukungan Winamp serta player lain, format Ogg sedang berkembang pesat. Dengan bersifat open source serta bebas pakai, maka diyakini format ini akan semakin berkembang seiring berjalannya waktu.










source :
- https://id.wikipedia.org/wiki/Perkembangan_Musik_Digital
- https://suhailykamil.wordpress.com/2012/01/05/music-digital/

Rabu, 11 Mei 2016


Kebudayaan Asing Yang Mudah & Sulit diterima






Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

KEBUDAYAAN YANG MUDAH DITERIMA DAN SULIT DITERIMA

Segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Di Indonesia banyak sekali kebudayaan dan kepribadian yang ada, karena seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak sekali suku sehingga dengan sudah sangat pasti kebudayaannya pun berbeda.
Adanya kemajuan teknologi dan komunikasi menyebabkan informasi yang datang dari luar pun dapat dengan mudah kita terima. Misalnya , lewat radio, televisi, dan lain-lain.
Teknologi memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil alam dan apabila mungkin menguasai alam. Perkembangan teknologi di Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Jerman, dan Jepang merupakan contoh di mana masyarakat tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitar. Keadaan semacam ini disebut modernisasi yang akan berkembang terus sampai melahirkan Era Globalisasi.
Adanya globalisasi menyebabkan unsur-unsur budaya asing akan mudah masuk ke Indonesia. Budaya yang datang dari luar tidak semuanya positif bagi perkembangan dan kehidupan bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Tetapi unsur-unsur budaya asing yang masuk juga ada yang bersifat negatif.

Pada umumnya unsur budaya kebendaan seperti peralatan yang mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat, mudah diterima oleh masyarakat. Misalnya, alat tulis-menulis yang banyak digunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan Barat.
Selain itu, unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat yang besar seperti radio transitor sebagai alat media massa yang termasuk unsur kebudyaan yang mudah diterima. Unsur-unsur tersebut dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima. Misalnya, mesin penggiling padi dengan biaya murah dan pengetahuan teknis yang sederhana dapat digunakan untuk melengkapi pabrik penggilingan.

Unsur-unsur asing yang diterima tentunya lebih dulu mengalami proses pengolahan. Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh masyarakat misalnya unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan dan ideologi. Selain itu, unsur-unsur yang dipelajari pada tahap pertama proses sosialisasi misalnya, makanan pokok suatu masyarakat juga termasuk salah satu unsur kebudayaan yang sulit diterima. Dengan globalisasi berbagai unsur kebudayaan yang sangat sulit diterima. Dengan globalisasi berbagai unsur kebudayaan juga akan masuk. Dengan globalisasi berbagai unsur kebudayaan juga akan masuk. Hal ini akan membawa dampak positif dan negatif.
Pada dasarnya masyarakat daerah timur dengan contoh Indonesia, sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada di Indonesia.




Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dan lain – lain.

·         Namun ada pula unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah misalnya :

1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
3. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

·         Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :

1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas negara menjadi bias. Kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya universal. Globalisasi sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.

Unsur globalisasi yang sulit diterima masyarakat:

1. Teknologi yang rumit dan mahal.
2. Unsur budaya luar yang bersifat ideologi dan religi.
3. Unsur budaya yang sukar disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
Unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat:
1. Unsur yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
2. Teknologi tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat.
3. Pendidikan formal di sekolah.

FAKTOR YANG MEMBUAT BUDAYA ASING MUDAH DITERIMA :

1. Faktor kurangnya pengawasan orang tua
2. Fakto pertemanan / pergaulan
3. Faktor lingkungan
4. Fakor teknologi

Dari faktor-faktor di atas ini sangat berpengaruh untuk perkembangan anak bangsa / penerus-penerus pahlawan bangsa. Faktor-faktr ini harus benar-benar di perhatikan dan jangan sekalipun di anggap remeh.

source :
http://rizkanoviarti.blogspot.sg/2013/11/tugas-ilmu-budaya-dasar.html

Rabu, 16 Maret 2016

Senyum Sejuta Matahari

" Senyum Sejuta Matahari "


Sosok laki-laki dengan rambut cokelatnya itu memakai baju santai dan sedang duduk di sebuah bangku kayu yang tak lagi terlihat baru. Wajahnya yang -ku akui cukup tampan- itu tetap ceria seperti biasa. Ia sedang menggoreskan sesuatu pada buku sketsa yang selalu dibawanya, tapi aku tak pernah melihat apa isinya. Kini semakin banyak alat tulis berserakan di bangku kayu yang rapuh itu. Sepertinya memang tak ada lagi tempat untukku, ya-memang itu bangku taman yang tentu untuk umum bukan hanya untukku. Rasanya kini aku malas untuk beranjak ke sana, klaim bangku -hanya- milikku itu sudah tak berlaku maka aku pun berbalik.

“Hei, Selamat Sore. Kau tidak berniat untuk pergi kan?”
Hei, jarak pandang kita bahkan lebih dari lima meter tapi mengapa ia dapat melihatku? Seketika langkahku terhenti dan ya aku sudah duduk di samping si periang ini. Tetap diam, aku tak mau mengaku kalah, aku lebih dulu sering berada di bangku ini maka ini tetap (sebagian) milikku maka aku harus mempertahankannya. Aku duduk dan hanya membuka buku usang yang ku bawa, isinya menjelaskan tentang berbagai bunga tapi abaikanlah itu, aku tak benar-benar tertarik soal bunga.

“Kamu suka bunga ya?” tanyanya ingin tahu.
Aku menggeleng, ah aku seperti orang bisu saja. Lalu ia tertawa kecil. Ku lihat ia tengah menggoreskan alat tulisnya pada buku sketsa itu dan.. “Ah, Bunga Matahari!!” aku berbicara dengan nada yang terdengar cukup bersemangat, ku akui itu. Lagi-lagi ia seperti membaca pikiranku.

“Wah ternyata kamu bisa berbicara ya?” ia langsung bereaksi diiringi derai tawanya yang terdengar semakin lama di telingaku.
“Tentu, aku punya mulut kau tahu?” jawabku tak mau kalah.
“Ya, ya nona. Tentu aku tahu.” Kini ia terkekeh.
“Kau menghibur sekali. Jadi, kau suka bunga matahari ya. Tapi tak suka bunga, itu aneh. Namun bunga matahari tetaplah bunga, intinya kau suka bunga, nona.”
Aku menghibur katanya? Sebelumnya ia bilang aku tak berekspresi, aku tak mengerti apa maksudnya. Atau bahkan aku tak harus mengerti, tak perlu. Ini bukan teka-teki.

“Oh, sepertinya aku benar.” Kini ia kembali tersenyum sambil menuangkan inspirasinya pada kertas putih itu. Aku hanya terdiam sambil memandangi cover bunga matahari. Tiba-tiba rasa penasaran menghantuiku, rasanya aku ingin mengintip gambarnya tanpa ketahuan, aku benci derai tawanya. Atau mungkin juga tidak. Perlahan aku menoleh, lagi-lagi aku benci mengakuinya tapi itu benar-benar indah. Aku menahan diri untuk tak berkomentar. Namun ia melihat ke arahku sambil tersenyum, menahan tawa bagaikan berharap aku kalah dan berkomentar. Tak dengarkah kalau aku benci senyummu itu? Oh ya tentu saja, aku tak mengeluarkan suara saat mengungkapkannya.

“Apa?” tanyaku.
“Jangan bertanya balik, aku sedang bertanya padamu.”
Menyebalkan. Aku berbisik pelan, “…Indah.”
“Apa? Aku indah?” Ia tertawa lagi.
“Tidak, tidak. Aku hanya bercanda.”

Biarlah ia bersama tawanya yang tiada hentinya itu, aku tak peduli lagi. Kembali pada buku yang ku bawa.Tiba-tiba semilir angin mulai berhembus dengan cukup kencang. Ini membuatku… “Merasa mengantuk eh? Aku jadi ingat saat aku duduk di bangku ini kau sedang tertidur dan tiba-tiba kau terbangun. Saat aku bertanya kau hanya mengangguk dan menggeleng. Kau tak berekspresi sama sekali. Lalu kau pergi begitu saja.”

“K-kau bisa telepati ya?” tanyaku hati-hati.
“Eh? Begitukah? Ya, tentu. Aku seorang cenayang yang tampan.”
“Ya, terserah kau saja.”
Ia terkekeh lalu ia melemparkan sebuah pertanyaan, “Kau akan datang besok?”
Aku hanya mengangkat kedua tanganku, tanda tak tahu. Lalu, hari itu berakhir begitu saja tapi rasanya menyenangkan.


Para burung tengah berkicau menikmati hari yang cerah, menyanyi bersama, berbincang dengan kawannya -itu yang ada di pikiranku. Anjing dan kucing berlarian ke sana ke mari, derai tawa anak kecil menghiasi pagi ini dan beruntunglah bangku kayu itu masih kosong. Sejak kapan aku mulai memperhatikan suasana sekelilingku? Bahkan aku tak sadar bahwa dunia seceria ini. Ya, sayangnya aku bukan orang yang peduli dengan hal-hal seperti ini. Kali ini aku datang lebih awal dan aku tak menduga ia belum berada di sana. Hei, aku tak bermaksud menunggunya atau mengharapkan ia datang ya! Aku hanya duduk sambil memandangi birunya langit.

Tiba-tiba munculah sosok si periang dari kejauhan berlari dengan cukup kencang, membawa sebuah ransel yang terlihat cukup berat dan kini ia terlihat bodoh, aku hanya tertawa dalam hati-mungkin ia sedang memanggilku. “Hei, hei kauuu!” Tentu saja, kita tak pernah bertanya nama satu sama lain. Suaranya cukup kencang dengan napas yang tersengal-sengal. Orang-orang tengah melihat ke arahnya, memasang wajah penuh tanya, begitu pun denganku. Wajah tampannya tetap terlihat walau dipenuhi peluh keringat.

“Ayo ikut aku. Kita harus berangkat sekarang dan jangan bertanya. Ayo!” tangannya yang agak berkeringat menarik tanganku dengan cepat, aku harus mengikuti langkahnya yang cukup cepat dan kami kini sudah ada di depan bus kota. Tepatnya, bus antarkota. Aku tak sempat melihat tujuannya. Kami duduk di deret kursi terakhir dengan bersebelahan. “Aku tak tahu kau benar-benar tak bertanya saat aku bilang jangan bertanya.” Ia memasang wajah bingung tapi setelahnya diiringi tawa kecilnya.

Aku hanya diam dan melemparkan padanganku ke luar jendela. Jalannya mulai tak beraturan, berkelok-kelok kadang menanjak, tapi tetap lengang. Sepanjang perjalanan aku tak bisa tidur, sekarang matahari mulai meninggi atau mungkin matahari sudah ingin berganti shift dengan bulan tapi sepertinya belum. Sepanjang perjalanan tidak ada pembicaraan bahkan satu kata pun. Lalu tiba-tiba bus ini berhenti di sebuah terminal yang tidak begitu luas. Terlihat pegunungan dari kejauhan, udaranya cukup sejuk.

“Ayo, kita sudah sampai. Perhatikan langkahmu.” Ia mengulurkan tangannya.
“Kau seperti kondekturnya saja.”
“Ada kondektur yang juga seorang cenayang tampan?” tanyanya jahil.
“Kau boleh daftar.”

Lagi-lagi ia tertawa hingga aku hampir malu karena orang melemparkan pandangannya ke arah kami. Ya, tapi sebenarnya aku tak begitu peduli. Kami meneruskan perjalananan -yang ku tak tahu ke mana tujuannya. Setelah turun dari bus kami berjalan perlahan namun tak ada kendaraan umum yang melintas. Tentu, ini kota kecil atau bahkan sudah di tengah desa. Keberuntungan kami belum habis ternyata, sebuah mobil pick up tak sengaja lewat, pemiliknya mengizinkan kami untuk menumpang.

Kami diturunkan di persimpangan jalan yang semakin dekat ke arah pegunungan. Kami mulai berjalan. Berjalan melewati bebatuan, dedaunan kering terhampar di atas tanah, menimbulkan suara renyah saat terinjak. Sinar matahari tak begitu menyentuh permukaan jalan tertahan oleh lebatnya dahan pepohonan -yang ku tahu sedari tadi kami sudah berjalan cukup jauh, aku penasaran tapi tak ingin bertanya.

“Hei, lain kali jangan ikuti orang asing saat ia memintamu mengikutinya -yang bahkan kau tak tahu namanya. Bahkan paling tidak tanyalah sesuatu.” Wajahnya berubah serius dan jujur saja itu tak cocok dengan image-nya. Ah benar juga. Kenapa aku percaya pada si periang ini? Kini aku mulai sedikit terguncang, aku menjadi merasa bodoh. Ah payah! Aku melangkah mundur bersiap untuk kabur.

“Eh, mau kabur ya?” Kini senyumnya mengerikan.
“Tapi itu terlambat, sebentar lagi kita akan sampai dan jangan khawatir aku bukan orang asing aneh kok.” Ia tertawa kecil masih dengan wajah menyebalkannya. Lalu dengan tiba-tiba ia menggenggam tanganku, sambil tersenyum. Lalu meneruskan perkataannya.. “Kalau kau hilang nanti aku yang repot.”
“H-hei, aku bukan anak kecil walau tak tahu jalan, tahu!” jawabku sambil melepaskan genggamannya.

Dari kejauhan sinar matahari menembus pepohonan ini, hembusan angin semakin kencang bahkan rambutku kini berantakan. Dedaunan yang gugur dari tangkainya pun terbawa angin, bagai bertualang. Perlahan mulai tercium aroma yang tak asing, aku menerka-nerka. “Rumput. Wangi rumput.,” bisikku pelan. Laki-laki itu menoleh ke arahku dan seketika ia malah berlari dengan cukup kencang. Menyebalkan, ku pikir ia tadi mengkhawatirkanku.

“Hei, tunggu!!” aku sedikit merungut kesal.
“Ayolah jangan malas!” candanya.

Tiba-tiba langkahnya berhenti. Ia berbalik ke arahku dan tersenyum sambil memejamkan mata cokelatnya. Rambutnya yang terlihat halus mulai terbawa angin, kini wajahnya tampak seperti siluet. Aku baru sadar bahwa ia benar-benar tampan. Tunggu, aku tak boleh bodoh seperti ini. Hei, dia orang yang hanya kau tahu wajahnya, ingat itu diriku! Batinku berlomba-lomba mengadu kebenaran.

“Ini..,” bisikku pelan. Aku tercengang tak percaya. Dan ia mengangguk pelan sambil tertawa kecil. Wajahnya mengisyaratkan ‘Hei kau tahu aku hebat bukan? Ini lebih hebat dari gambarku kan?’ ya-walau hanya perasaanku, mungkin. Lalu ia berkata.. “Ya, kau benar. Indramu masih berfungsi dengan baik. Kau penebak yang hebat ternyata.”

Aku mengabaikan jawabannya, aku tak peduli tapi kini di hadapanku terlihat padang rumput dengan ladang bunga matahari yang bermandikan sinar matahari. Bukannya aku tak pernah melihat bunga matahari. Tapi ini berbeda -mereka berada di alam terbuka, dengan padang rumput dan angin yang kencang, birunya langit dan awan yang berarak mengelilingi bumi. Karena terlalu senang aku sampai berlari kearah ladang bunga matahari itu, sungguh ini indah.

Benar. Lebih indah dari yang ia gambarkan, atau tidak-keduanya sama-sama indah. Hati ku melompat-lompat, dan jantungku berdegup kencang.. Hati ku sedang mencoba menerima bahwa harus sedikit mengaku kalah. Oh tolong, tenanglah diriku! Ku angkat kedua tanganku dan mulai berteriak, “Dasar kau anak aneh! Tapi ini mengagumkan.” Aku melemparkan senyum tipis kepadanya. Kilatan blitz terlihat dari arahnya berdiri. Ah, ia memotretku, menyebalkan. Entah sejak kapan ia telah menggenggam kamera itu. Pasti seluruh isi tasnya yang berhubungan dengan seni, pantas dia aneh dan-mengagumkan. Ya, kata itu pantas untuknya.

“Ya, tak apa. Mungkin aku memang aneh. Atau kita berdua aneh?” jawabnya santai.
“Jangan memotretku!” jawabku sebal.
“Kau manis saat tersenyum. Lebih banyaklah tersenyum, Hana.”
“Hana? Namaku bukan Hana.”
“Hana berarti bunga dalam bahasa Jepang. Dan bunga cantik saat mekar seakan tersenyum. Maka tersenyumlah seperti bunga.”

Wajahku terasa panas, mungkin kini sudah berubah jadi sedikit merah. Menyebalkan. Sebenarnya aku senang tapi benda kenyal dalam kepalaku dan sesuatu yang tak dapat disentuh namun dapat dirasakan selalu bertentangan. “Menyebalkaaaan!!” teriakku kencang. Wajahnya yang tertutup kamera tetap memasang senyumnya yang kini lebih lebar, rambutnya yang tertiup angin sungguh tampak lebih lembut dari rambutku.

“Biarlah, tapi aku senang dan aku tak menyesal mengajakmu.” Bodoh. Aku yang sangat senang karena kau ajak ke sini. Ah, benda kenyal dalam kepalaku terus bertengkar hebat dan tidak mau memerintahkan bibirku untuk terbuka. Ia terus memotret berbagai objek dengan angle yang berbeda di tengah ladang.
“Aku menemukan kumbang! Cepat ke mari,” teriaknya dari tengah ladang bunga. Wajahnya berseri-seri seperti anak kecil yang baru menemukan harta karun, sungguh. Aku tak kuat menahannya aku pun tertawa hebat.

“Kau seperti seorang anak kecil yang menemukan harta karun tahu! Ekspresimu sungguh lucu.” Aku tertawa sambil memegangi perutku hingga aku duduk di antara rerumputan pendek di pinggir ladang, ah rasanya baru kali ini aku tertawa lepas seperti ini. Lalu aku menengok ke arahnya. Posisi tangannya sedikit menutupi wajahnya dan ia berbalik membelakangiku. Aku kaget, ku pikir orang seceria dia tak mungkin berekspresi begitu.

“Kau tersipu malu ya?” aku sedikit menahan tawa.
“Apaaa? Hei! Tidak, kau salah lihat. Ini karena panasnya matahari, ia terlalu bersemangat mencerahkan bunga-bunga ini tahu,” tukasnya dengan masih menutupi wajahnya dengan tangannya. Aku berlari ke arahnya, ia masih berdiri mengarah ke ladang itu. Masih belum menengok ke arahku sama sekali.

“Benarkan kataku, kau ma…” belum menyelesaikan perkataanku, tangannya mendarat menutupi kedua mataku.
“Jangan buka matamu, aku akan meninggalkanmu jika kau membuka matamu sekarang!” suaranya sedikit bergetar dan akan ku pastikan bahwa ia benar-benar si periang yang berubah jadi pemalu. Aku tertawa puas dalam hati. “Hem? Butuh berapa lama, harus menunggu matahari bertukar dengan bulan baru wajahmu tak memerah?” tanyaku meledek dengan sedikit tertawa.

Dengan segera ia melepas tangannya yang tengah menutupi kedua mataku dan bergegas memotret kumbang itu. Ternyata benar, tubuh kumbang itu sedikit mengkilat karena pancaran sinar matahari, bergerak di antara ilalang, rerumputan di ladang itu. Angin berhembus kian sejuk. Tak terasa kami belum memberi makan peliharaan kami dalam perut dan matahari mulai sedikit meredupkan sinarnya bersiap berganti dengan rekan seperjuangannya untuk menyinari bumi. Krucuk..krucuk. Baiklah cacing dalam perutku mulai memanggil dan itu malah membuatnya tertawa cukup keras. Menyebalkan.

“Hey, kau lapar ya?” tanyanya sambil bercanda, harusnya kau tak perlu bertanya. Aku hanya duduk di atas rerumputan yang kemiringannya cukup landai. Suara bungkus makanan kian berbunyi. Tak ku sangka si periang ini menyiapkan segalanya, ia bukan mau berpiknik kan? Kotak makanan yang cukup besar dikeluarkan dari ranselnya bahkan beserta termos minuman dan gelasnya. Tangannya mengulurkan sebuah nasi kepal yang dibungkus rumput laut kering hendak menyuapiku, tunggu.. ini nasi kepal?

“Ayo makan yang banyak! Perutmu terus berbunyi.”
“Hei, aku bukan anak kecil!” Sekeras apa pun aku bilang bahwa aku bukan anak kecil, ia malah tersenyum atau beberapa kali menahan tawa. Menyebalkan. Aku menyambar nasi kepal yang ada dalam kotak makannya. Aku mulai menyantap nasi kepal itu, pada gigitan pertama aku terdiam sejenak.

“Eh, sudah tidak enak ya?” tanyanya memastikan. Aku menggeleng dan meneruskan gigitanku hingga nasi itu habis. Ah mungkin karena aku belum makan apa pun, tapi mungkin ini memang benar-benar enak. “Kau sungguh lapar sekali sepertinya, aku senang kau memakannya.”
“Setidaknya ada makanan,” jawabku dengan mulut yang dipenuhi nasi, pasti pipiku menggembung.Tentu saja, aku kan sedang mengunyah.

Klik… Jepret.

Kilatan blitz muncul lagi dari orang itu, mencoba mendapati wajah jelekku yang sedang makan. Menyebalkan!! Aku berteriak sambil mencoba menelan seluruh makanan yang ada di mulutku, “Heee-hei! jangan memotretku! Aku sedang makan, dasar payah!” Kilatan itu makan semakin banyak, ia semakin cepat menekan tombol potret itu. “Tak apa, itu lucu.” kini ia puas tertawa dan sepertinya ia membalasku.
Sebelum matahari benar-benar ingin berganti shift dengan bulan maka kami bergegas meninggalkan ladang indah itu. Aku berharap suatu hari aku bisa kembali ke sini dengan awan yang sama, ladang yang semakin indah, bunga yang tetap mekar mempesona dan -ya aku berharap dengan orang yang sama.


- Karangan: Syafa’atul Uzhma

" Api Yang Padam "



" Api Yang Padam "

“Seperti itukah caramu menciptakan sebuah kebahagiaan? Seperti itukah ikatan yang kalian maksudkan? Lalu bagaimana denganku?”
Suara itu kembali terdengar, teriakan, bentakan, semuanya bagai benderang yang dengan mudah menghantam telingaku. Suara pecahan terkadang mewarnai kehebohan itu, otakku langsung dibuat pening olehnya, benda-benda tajam terasa langsung menghantam hatiku. “Berhenti, ku mohon hentikan! Sudah cukup!” Batinku berontak. Sesaat air mata mulai membasahi tulang pipiku, ku rapatkan erat kedua tangan untuk menutupi telingaku, berharap suara itu tak ku dengar sedikit pun, tapi ternyata percuma saja, percuma. Di balik isak tangis, ku coba menahan gejolak jiwa yang mulai memuncak di dada, ingin segera ku muntahkan.

“Kenapa harus selalu bertengkar? Tak bisakah kalian hidup rukun seperti yang lainnya?” Aku semakin merintih.
Aku berlari ke luar menghampiri arah suara itu, ingin ku muntahkan segala kesalku, tapi aku tak mampu. Aku hanya menatap mereka dengan mata sendu, berharap mereka melirikku dan menghentikan aktivitas gila itu. “Ayah, Ibu, aku mohon hentikan! Hentikan!” suaraku ke luar begitu saja, isakku makin jelas terdengar. Tapi mereka tak menggubrisku, aku malah menjadi salah satu topik perdebatan mereka.

“Yang ku sayangi. Ayah dan Ibu. Masa kecil adalah masa terindah yang pernah dimiliki setiap anak, dengan banyak cerita dan ragam permainan kecil mereka. Berjuta kasih sayang dapat mereka rasakan di sana. Ayah, Ibu… terkadang aku merindukan masa-masa itu, masa di mana aku hanya tahu, Ayah dan Ibu benar-benar menyayangiku, memperhatikanku dan selalu mengkhawatirkanku. Seiring berjalannya waktu, dan seiring bertambahnya usiaku, kenapa kalian menjadi tidak bisa realistis memandang kehidupan? Seperti inikah cara kalian menciptakan sebuah keluarga? Menciptakan sebuah kebahagiaan untukku?”

“Tahukah kalian… aku mulai merasa jenuh, aku jenuh mendengar suara teriakan, bentakan, dan kegaduhan yang ada di rumah ini. Dulu, aku selalu merasakan kehangatan saat singgah di sini, selalu dapat ku rasakan api kehangatan yang tak pernah padam singgah di rumah ini. Aku juga mulai bosan, bosan mendengar perkataan kalian yang membicarakan hal-hal yang hanya membawa pertengkaran, tak bisakah kalian bersikap lebih dewasa? Mengertilah, aku bosan!”

“Seandainya bisa ku ulang kembali waktu, ingin aku kembali ke masa-masa dulu, agar aku dapat kembali merasakan api kehangatan itu, api kehangatan yang telah lama padam, telah lama kalian padamkan. Dingin terasa menusuk hingga bagian tulang terdalamku saat aku singgah di rumah ini. Ayah, Ibu maafkan! Tapi, aku bosan, aku bosan mencoba mengembalikan api kehangatan itu, yang nyatanya api itu telah benar-benar padam. Salam hangat, Putrimu.”

Ku biarkan selembar kertas itu tergeletak di atas ranjangku. Ku harap dengan selembar kertas itu mereka bisa mengerti maksudku, yang selama ini tak pernah sanggup aku ucapkan pada mereka. Di malam yang dingin, ku biarkan kaki ini terus melangkah tanpa arah pasti, jalanan yang sepi yang terkadang hanya disinggahi semilir angin yang menyentuh kulitku. Suara gonggongan anjing terdengar begitu menggema di malam yang sunyi itu. “Angin bisakah kalian membawa luka kepedihan dalam hidupku, dan membawakanku sayup-sayup kebahagiaan? Bodoh, bicara apa kau ini!” Batinku semakin tak karuan.

Hingga akhirnya langkahku terhenti di ujung jalan, di dekat sebuah rumah sederhana dengan lampu merah yang masih menyala. Di sana tampak sang anak terlihat sedang bersuka cita dengan sepotong kue yang kemudian ia suapkan kepada ayah dan ibunya, canda tawa terdengar begitu menggema di antaranya. Sang ibu tampak memeluknya dengan hangat, sementara sang ayah masih pasrah dalam senyuman kebahagiaannya. Ku lihat pandangan anak itu beralih menatapku. “Ku rasa usia kita sama.” bisikku menatapnya.
Tapi kemudian pandangannya kembali beralih karena gurauan sang ayah. Aku benar-benar terhanyut dalam kebahagiaan yang keluarga itu rasakan, tanpa terasa air mataku mulai meleleh membasahi tulang pipiku. “Hai siapa pun namamu, kau adalah gadis beruntung, memiliki orangtua yang benar-benar menyayangimu, hidup dalam kehangatan, dan ku lihat api di rumahmu tak pernah padam. Tahukah kau? Ku rasa umur kita sama, hanya saja aku tak mendapat kebahagiaan yang sama seperti apa yang kau dapatkan. Dan apakah kau tahu? Hari ini adalah hari ulang tahunku juga.” Ucap batinku.

Kembali ku langkahkan kaki dalam ketidakpastian. “Ayah, Ibu, aku merindukan kehangatan seperti mereka, aku sangat merindukannya! Aku mohon, jangan pernah biarkan api kehangatan di rumah kita padam! Karena aku akan sangat merindukannya.”

Cerpen Karangan: Margareta Wila