Intel Menciptakan Drone Canggih
CEO Intel
Brian Krzanich mengeluarkan chip sebesar kancing baju, memperlihatkan gelang
terbang yang bisa memotret selfie, serta drone cerdas. Inilah gambaran Intel
tentang masa depan.
Walau belum sukses besar untuk masuk ke ranah smartphone
karena kalah bersaing dengan Qualcomm, Intel tidak patah arang untuk
mengembangkan teknologinya ke perangkat lain. Selain terkenal karena memasok
otak atau chip ke berbagai perangkat PC, perusahaan teknologi ini kian fokus
untuk bermain di segmen yang tampaknya akan kian populer yaitu drone.
Intel memang telat masuk ke pasar smartphone dan
tablet. Tapi, teknologi mereka dipastikan menjadi dominan ketika pasar smartphone dan
tablet tidak lagi seksi.
Krzanich bicara tentang bagaimana pakaian dan berbagai
perangkat berukuran kecil lainnya bisa dikomputerisasi. Karena Intel telah
menciptakan ini: Curie, komputer seukuran kancing baju yang akan dirilis tahun
ini juga.
”Dengan Curie, produk wearable dapat
dibenamkan ke berbagai form factor,” papar Krzanich. ”Mulai dari
cincin, tas, gelang, kalung, anting, dan bahkan kancing di baju atau jaket,”
tambahnya.
Walaupun sangat kecil, Intel Curie bisa memuat komponen seperti System-of-Chip (SoC) Intel Quark SE 32-bit, memori 384kB flash, Bluetooth Low Energy, sensor 6-axis yang dilengkapi accelerometer dan gyroscope, serta sirkuit charger baterai. Curie berjalan di atas platform RTOS (Real-Time Operating System).
Walaupun sangat kecil, Intel Curie bisa memuat komponen seperti System-of-Chip (SoC) Intel Quark SE 32-bit, memori 384kB flash, Bluetooth Low Energy, sensor 6-axis yang dilengkapi accelerometer dan gyroscope, serta sirkuit charger baterai. Curie berjalan di atas platform RTOS (Real-Time Operating System).
Intel bekerjasama dengan produsen drone asal Tiongkok dengan
memperkenalkan produk bernama Yuneec Typhoon H, yang punya teknologi
kamera Intel 3D Sense. Kamera itu membuat Typhoon H memiliki kemampuan
untuk mengikuti pengguna. Bukan itu saja, si drone mampu mengetahui apa yang
sedang terjadi di sekitarnya, termasuk mendeteksi tekanan darah sampai panas
tubuh seseorang di dekatnya.
Dengan kemampuan mendeteksi lingkungan sekitar itu, Typhoon H bisa menghindar jika ada sesuatu yang menghalangi atau tiba-tiba muncul seperti pohon jatuh. "Ini adalah drone pertama dengan kemampuan intelegensia begitu tinggi," ujar CEO Intel Brian Krzanich.
Krzanich mengatakan bahwa Typhoon H akan dijual di semester pertama 2016 ini dengan harga kurang dari US$ 2.000 alias di bawah Rp 28 juta. Kehadiran Typhoon H ini diklaim akan mengusik pemimpin pasar di sektor drone yaitu DJI. Selain berkolaborasi dengan Yuneec, Intel juga mengakuisisi produsen drone asal Jerman Ascending Technologies. Di Yuneec sendiri Intel menginvestasikan US$ 60 juta untuk mengembangkan teknologi baru untuk drone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar