Selasa, 15 Maret 2016

Intel Menciptakan Drone Canggih



Intel Menciptakan Drone Canggih


CEO Intel Brian Krzanich mengeluarkan chip sebesar kancing baju, memperlihatkan gelang terbang yang bisa memotret selfie, serta drone cerdas. Inilah gambaran Intel tentang masa depan.


Walau belum sukses besar untuk masuk ke ranah smartphone karena kalah bersaing dengan Qualcomm, Intel tidak patah arang untuk mengembangkan teknologinya ke perangkat lain. Selain terkenal karena memasok otak atau chip ke berbagai perangkat PC, perusahaan teknologi ini kian fokus untuk bermain di segmen yang tampaknya akan kian populer yaitu drone. 


Intel memang telat masuk ke pasar smartphone dan tablet. Tapi, teknologi mereka dipastikan menjadi dominan ketika pasar smartphone dan tablet tidak lagi seksi.

Krzanich bicara tentang bagaimana pakaian dan berbagai perangkat berukuran kecil lainnya bisa dikomputerisasi. Karena Intel telah menciptakan ini: Curie, komputer seukuran kancing baju yang akan dirilis tahun ini juga.

”Dengan Curie, produk wearable dapat dibenamkan ke berbagai form factor,” papar Krzanich. ”Mulai dari cincin, tas, gelang, kalung, anting, dan bahkan kancing di baju atau jaket,” tambahnya.

Walaupun sangat kecil, Intel Curie bisa memuat komponen seperti System-of-Chip (SoC) Intel Quark SE 32-bit, memori 384kB flash, Bluetooth Low Energy, sensor 6-axis yang dilengkapi accelerometer dan gyroscope, serta sirkuit charger baterai. Curie berjalan di atas platform RTOS (Real-Time Operating System).





Intel bekerjasama dengan produsen drone asal Tiongkok dengan memperkenalkan produk bernama Yuneec Typhoon H, yang punya teknologi kamera  Intel 3D Sense. Kamera itu membuat Typhoon H memiliki kemampuan untuk mengikuti pengguna. Bukan itu saja, si drone mampu mengetahui apa yang sedang terjadi di sekitarnya, termasuk mendeteksi tekanan darah sampai panas tubuh seseorang di dekatnya.








Dengan kemampuan mendeteksi lingkungan sekitar itu, Typhoon H bisa menghindar jika ada sesuatu yang menghalangi atau tiba-tiba muncul seperti pohon jatuh. "Ini adalah drone pertama dengan kemampuan intelegensia begitu tinggi," ujar CEO Intel Brian Krzanich.

Krzanich mengatakan bahwa Typhoon H akan dijual di semester pertama 2016 ini dengan harga kurang dari US$ 2.000 alias di bawah Rp 28 juta. Kehadiran Typhoon H ini diklaim akan mengusik pemimpin pasar di sektor drone yaitu DJI. Selain berkolaborasi dengan Yuneec, Intel juga mengakuisisi produsen drone asal Jerman Ascending Technologies. Di Yuneec sendiri Intel menginvestasikan US$ 60 juta untuk mengembangkan teknologi baru untuk drone




Tidak ada komentar:

Posting Komentar